There’s No Such Thing As Neutral
Kata kata di atas pernah saya dapat dari senior saya, dan untuk banyak konteks saya yakini kebenarannya. Bagi saya, adalah manusiawi saat manusia tidak netral atau berpihak, yang jadi masalah adalah upaya mewujudkan keberpihakannya tersebut. Kalau kita bicara dalam konteks pemilihan presiden, tahun ini terasa lebih istimewa dibanding 2004 maupun 2009. Karena yang bersaing hanya dua kandidat, maka persaingan antara dua kubu menjadi sangat runcing. Kalau bukan A ya B, kalau anda tidak dukung A berarti anda dukung B, dan seterusnya.
Salah satu bahan yang paling sering dijadikan bahan ribut adalah rekam jejak masing masing calon dan pendukungnya. Bahkan bahan ini jauh lebih sering dibahas dibandingkan dengan visi misi dan rencana mereka. Soal rekam jejak inilah yang menurut saya sering diributkan secara tidak berimbang, penuh standar ganda, dan hanya berujung adu urat leher (atau urat jari :p). Ini semua terjadi karena kita tidak adil dan penuh standar ganda dalam membandingkan rekam jejak kedua kandidat dan pendukungnya. Lewat tulisan ini, saya mencoba mengusulkan cara membandingkan rekam jejak yang adil dan berimbang. Kalau sudi monggo dibaca :).
Pertama tama silahkan buat tabel seperti ambar di bawah ini
Nah, silahkan isi tabel tersebut dengan alasan alasan yang menurut anda merupakan hal baik maupun hal buruk dari masing-masing kandidat maupun tokoh atau partai pendukungnya. Misalnya “calon nomor satu berjasa menyelamatkan PT Kiani Kertas” atau “calon nomor dua berjasa merelokasi PKL tanpa konflik” atau “kedua calon dituduh dekat dengan amerika”. Nah, karena saya yakin sebagian besar dari kita bukanlah orang dekat kedua calon, itulah sebabnya kolom ” sumber” dibutuhkan.
Inti “permainannya” adalah, anda harus adil dan fair dalam mengisi tabel ini. Misalnya, kalau anda menerima hal hal untuk dimasukkan ke kandidat nomor satu dari sebuah portal berita resmi seperti detik.com, vivanews.com, okezone.com, jawapos.com, dll maka anda juga harus menerima sumber tersebut untuk kandidat nomor dua.
Kalau anda mengakui informasi tentang kandidat nomor dua dari tim sukses atau berita dari partai pendukungnya (online maupun offline), anda juga harus mau mengakui berita dari tim sukses atau partai pendukung kandidat nomor satu.
Kalau anda mengakui informasi tentang salah satu kandidat dari blog pribadi milik orang atau organisasi atau komunitas, anda juga harus mau mengakui informasi dari blog pribadi milik orang atau organisasi atau komunitas tentang kandidat satunya.
Silahkan tambahkan aturan main sendiri selama itu berlaku untuk kedua kandidat, misalnya berita baru bisa diakui kalau dimuat di tiga portal berita resmi yang berbeda (bukan tulisan yang sama tapi diulang ulang), intinya anda harus berlaku adil dalam menilai, barulah hasil penilaian bisa dibandingkan dengan objektif. Setelah semua poin terkumpul atau dianggap cukup, silahkan bandingkan mana yang lebih memenuhi selera anda :).
Makan waktu dong? Ya iyalah, kalau anda punya cukup waktu luang untuk membagi informasi informasi kandidat kesukaan anda dan berbagi tuduhan kejelekan kandidat lawan anda bahkan memperdebatkannya dan bertindak sebagai pengacara atau jaksa dadakan setiap hari di media sosial maka anda pasti punya cukup waktu untuk melakukan ini semua 🙂
N.B saya tidak netral, saya berpihak, tapi saya tidak cukup iseng untuk menjadikan calon pilihan saya sebagai nabi yang tidak pernah salah 😀