Empat Sifat Uang

“That’s right boys. Gold can warm yer heart, but not yer body. Imagine my surprise when I found that out”, – Scrooge Mcduck-

Uang, siapa yang tak kenal barang ini? uang sudah menjadi bagian dari roda kehidupan kita. Hampir semua yang kita butuhkan perlu dibeli dengan uang. Tak sedikit pula orang yang menjadi gila karenanya dan mudah diperalat pula oleh uang. Dalam satu kesempatan, saya berkesempatan mendengarkan materi yang disampaikan oleh Pak Luhur Budijarso, seorang tokoh yang sudah malang melintang di dunia per-uang-an, baik di perbankan maupun dunia usaha. Menurut beliau, ada 4 sifat uang yang perlu kita perhatikan, hal ini penting agar kita dapat menggunakan uang sebagai alat tukar, bukan malah kita yang menjadi diperalat oleh uang. Berikut adalah sifat-sifat uang menurut beliau.

Continue reading
Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged | Leave a comment

Tidak Perlu alasan

Di suatu sesetengah malam di sesepinggir jalan Ibukota, ketika sedang menikmati kesendirian sembari memandangi hal-hal yang memaksaku untuk merindukanmu, tiba-tiba hujan turun, tidak terlalu deras, namun tetaplah hujan. Di sela-sela hujan itu pengamen datang silih berganti, ada yang solo, berkelompok, modal suara doang sampai modal sound sistem. Dari sekian banyak pengamen itu tidak satupun yang menggugah hati untuk berpaling dari layar handphone yang berisi segala macam katalis kerinduan. Sampai ada satu orang yang membawa gitar, dia menyanyikan lagu yang entah kenapa tiba-tiba rasanya cocok saja dengan suasana hati saat itu. Akhirnya runtuh pula lah pertahanan dompet ini, dan keluarlah uang untuk diberikan pada pengamen tersebut. Setelahnya diri ini kembali disergap oleh rasa rindu sembari menunggu hujan reda.

Continue reading
Posted in Celoteh, sehari-hari | Leave a comment

Mulailah Bertanya, Berhenti Berasumsi

Asumsi Itu Membunuh

“Asumsi itu membunuh,” sebuah tulisan di dinding sebuah kantor startup yang saat itu sedang naik daun. Dulu saya hanya memahami tulisan itu sebagaimana yang tertulis, bahkan cenderung skeptis, apa iya asumsi bisa membunuh. Ternyata makin ke sini makin paham bahwa bukan hanya tersurat, makna tersirat dari tulisan itu memang nyata.

Continue reading
Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged | Leave a comment

Kepemimpinan Transformasional

Leiden is lijden

Haji Agus Salim

Di atas adalah kalimat singkat legendaris dari salah satu tokoh besar bangsa kita, Haji Agus Salim. Artinya kurang lebih adalah “Memimpin adalah menderita”. Prinsip tersebut bisa dijabarkan sampai panjang lebar, tapi tetap pada akhirnya kalimat tersebut telah menerjemahkan dirinya sendiri. Semanis apapun kita membungkusnya, sesungguhnya jika seorang pemimpin benar-benar menjalankan tugasnya, maka dia akan menderita, persoalan bagaimana dia menikmati atau mengutuk penderitaan tersebut tentunya adalah persoalan lain. Itulah sebabnya makin sulit menemukan seorang pemimpin, atau istilah keren masa kininya leader yang setaraf beliau di masa ini.

Continue reading
Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged , , | 2 Comments

Aku, Kau, dan Kue Gandum (6)

Disclaimer: ini adalah lanjutan dari post sebelumnya, disclaimer di post tersebut berlaku sama di sini 😀

“Karena ini sudah tahun ke-4, perencanaan jangka menengah kita harus diperbarui sekarang,” kata Bu Kiara waktu memimpin rapat pagi ini. “Arif, kamu yang lead kali ini ya, waktumu 2 bulan,” tambahnya. Oke, ini sudah bukan seperti petir di siang bolong lagi, ini ibarat Ki Ageng Selo yang menangkap petir tapi gagal. Tahu apa aku soal perencanaan, jangankan jangka menengah, merencanakan apa yang harus kulakukan untuk membuat Rina membuka hatinya padaku saja masih gelap. “Les, kamu harus bantu aku ya, mampus aku kalau kamu gak bantuin,” pintaku ke Leles, si rising star dan aktor kunci dalam penyusunan perencanaan jangka menengah 4 tahun yang lalu.

Continue reading
Posted in Cerita | Tagged , | 1 Comment

Memilih Value Discipline

Dunia ini penuh dengan “Pilih 2 dari 3”. Contoh yang paling sederhana dan umum adalah soal makanan antara murah, enak, dan sehat. Umumnya, alias biasanya, bukan pastinya, dalam membeli makanan pilihan akan terbatas pada 3 hal tadi. Makanan yang murah dan enak, cenderung tidak sehat, yang murah dan sehat cenderung tidak enak, dan yang enak dan sehat cenderung tidak murah. Dalam sebuah organisasi/perusahaan prinsip yang mirip dengan ini juga dianut dalam hal memilih value discipline, meskipun yang biasa-biasa terkadang hanya memilih satu saja.

Continue reading
Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged , | Leave a comment

Keresahan Buatan (Artificial Restlessness)

Cogito ergo sum

Descartes

Keresahan, adalah salah satu ibu yang banyak melahirkan pemikiran-pemikiran hebat, dan tidak jarang juga berujung pada tindakan dan/atau gerakan yang tidak kalah hebat. Kata Descartes, “Saya berpikir maka saya ada”, berpikir adalah suatu indikator bahwa seseorang itu masih manusia. Masalahnya, meskipun secara normal sistem tubuh manusia sudah dirancang dan dibekali front end dan akses API ke otak untuk berpikir, tidak semuanya menggunakan fasilitas itu dengan baik. Ibarat coding sebuah aplikasi, proses berpikir atau bernalar juga perlu diasah dan dioptimasi bahkan dilakukan penataan ulang (refactor) agar berfungsi maksimal.

Continue reading
Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged , | Leave a comment

Bunda Keresahan

Tak pernah aku menyesali yang kupunya, tapi kusadari ada lubang dalam hati

Lubang Dalam Hati, Letto

Sepenggal lirik dari band Letto tersebut memang cukup mengena. Meskipun tidak memahami apa sebenarnya yang dimaksud oleh sang pengarang lagu tersebut, dan meskipun lagu itu menjadi soundtrack sebuah sinetron percintaan, entah kenapa lagu tersebut lebih terenungi sebagai sebuah keresahan dalam perjalanan hidup. Keresahan, sebuah kemewahan yang masih bisa dirasakan bahkan di tengah hegemoni sapuan kehidupan. Dari rahim keresahan terlahir banyak sekali produk dan masterpiece mulai dari ideologi sampai dengan teknologi. Keresahanlah, apapun motif dan arahnya, yang mengantarkan peradaban ini terus bergulir.

Continue reading
Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged , | 1 Comment

Jarak Membaca Yang Cukup

Seorang teman pernah memberikan ilustrasi yang menarik tentang perspektif. Ambil contoh sebuah jam tangan, coba kita perhatikan jam tangan tersebut dalam jarak dekat, kurang lebih 3-5 cm, maka kita akan dapat melihat pergerakan jarum-jarum dengan jelas. Kalau kita mundurkan pandangan, akan terlihat jam tangan itu secara keseluruhan. Lebih mundur lagi kita akan memperoleh pandangan posisi jam tangan tersebut beserta tangan tempatnya menempel. Semakin jauh kita akan dapat melihat posisi manusia pemakai jam tersebut dan situasi di sekitarnya sampai jam tangan itu sendiri akan terlihat begitu kecil dibandingkan seluruh komponen lain yang tertangkap pandangan. Demikianlah, jarak kita terhadap objek ataupun permasalahan yang kita pandang akan sangat mempengaruhi ragam informasi yang akan diperoleh.

Continue reading

Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged , | Leave a comment

Membuat Lamaran Kerja yang Serius

Contoh jawaban yang tidak salah tapi tidak nyambung

Melamar kerja, bagi mereka yang punya privilege atau cukup ulet untuk membuat lapangan pekerjaannya sendiri proses ini mungkin tidak dibutuhkan. Namun proses yang akan ditempuh sebagian besar orang, khususnya yang tidak punya privilege. Lamaran ini adalah sebuah proses yang sangat penting, bukan hanya sebuah formalitas. Satu berkas fisik/elektronik ini adalah pintu untuk menentukan apakah anda akan diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan atau tidak. Mengingat pentingnya proses ini, maka penting sekali untuk membuat lamaran kerja ini secara serius, bukan hanya asal comot dari template atau contoh yang bertebaran di dunia maya. Dari sejumlah pengalaman, sharing dengan beberapa HRD atau pemilik perusahaan, dan tidak lupa sedikit baca-baca buku motivasi, beberapa hal berikut ini yang perlu diperhatikan saat menyusun sebuah lamaran kerja agar terlihat sebagai sesuatu yang serius dan (mungkin) dapat sedikit mendongkrak kesempatan untuk mengikuti proses-proses selanjutnya.

Continue reading
Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged , , | Leave a comment