Jarak Membaca Yang Cukup

Seorang teman pernah memberikan ilustrasi yang menarik tentang perspektif. Ambil contoh sebuah jam tangan, coba kita perhatikan jam tangan tersebut dalam jarak dekat, kurang lebih 3-5 cm, maka kita akan dapat melihat pergerakan jarum-jarum dengan jelas. Kalau kita mundurkan pandangan, akan terlihat jam tangan itu secara keseluruhan. Lebih mundur lagi kita akan memperoleh pandangan posisi jam tangan tersebut beserta tangan tempatnya menempel. Semakin jauh kita akan dapat melihat posisi manusia pemakai jam tersebut dan situasi di sekitarnya sampai jam tangan itu sendiri akan terlihat begitu kecil dibandingkan seluruh komponen lain yang tertangkap pandangan. Demikianlah, jarak kita terhadap objek ataupun permasalahan yang kita pandang akan sangat mempengaruhi ragam informasi yang akan diperoleh.

Continue reading

Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged , | Leave a comment

Membuat Lamaran Kerja yang Serius

Contoh jawaban yang tidak salah tapi tidak nyambung

Melamar kerja, bagi mereka yang punya privilege atau cukup ulet untuk membuat lapangan pekerjaannya sendiri proses ini mungkin tidak dibutuhkan. Namun proses yang akan ditempuh sebagian besar orang, khususnya yang tidak punya privilege. Lamaran ini adalah sebuah proses yang sangat penting, bukan hanya sebuah formalitas. Satu berkas fisik/elektronik ini adalah pintu untuk menentukan apakah anda akan diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan atau tidak. Mengingat pentingnya proses ini, maka penting sekali untuk membuat lamaran kerja ini secara serius, bukan hanya asal comot dari template atau contoh yang bertebaran di dunia maya. Dari sejumlah pengalaman, sharing dengan beberapa HRD atau pemilik perusahaan, dan tidak lupa sedikit baca-baca buku motivasi, beberapa hal berikut ini yang perlu diperhatikan saat menyusun sebuah lamaran kerja agar terlihat sebagai sesuatu yang serius dan (mungkin) dapat sedikit mendongkrak kesempatan untuk mengikuti proses-proses selanjutnya.

Continue reading
Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged , , | Leave a comment

In Memoriam Edwin Fajerial

emaerdei.com

“Jin Botol”, kadang ditambah “O” yang banyak (Jin Botooooool, red), panggilan akrabku buat kawanku satu ini. Pertemuan kita pertama kali adalah di lapangan Voli. Melihat sosoknya, benak ini sempat memberi keremehan, “ah paling tidak akan bertahan lama anak ini”. Sebuah pra pengadilan pikiran yang terbukti salah besar. Dengan kepercayaan dirinya yang besar, ditambah emosi yang bergelombang, dan sejumlah drama, ternyata dia bertahan sampai akhir, bahkan cukup lama setelahnya. Itulah sosok Edwin Fajerial yang saya kenal, ramah, suka ngobrol, rasa ingin tahunya besar, percaya diri, (kadang terlalu) jujur, dan (kadang berlagak) polos. Rasa ingin tahunya yang besar itu terfasilitasi dengan sukses sesuai dengan pilihan pekerjaannya sebagai seorang jurnalis. Sejumlah media besar pernah dia “mencloki”, dan terakhir di salah satu media online yang cukup besar, sampai akhir hayatnya.

Continue reading
Posted in Celoteh, sehari-hari | Leave a comment

Pentingnya 3 Semboyan Ki Hadjar Dewantara

Ing Ngarsa Sung Tuladha
Ing Madya Mangun Karsa
Tut Wuri Handayani

Tiga kalimat di atas adalah semboyan dari bapak pendidikan kita, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat alias Ki Hadjar Dewantara. Semboyan yang dianggap sebagai semboyan untuk guru tersebut sebetulnya bisa berlaku secara universal tergantung pemaknaannya. Nindo tersebut seharusnya perlu dipegang teguh bagi organisasi non pendidikan lainnya. Kalau kita cermati, banyak masalah yang menimpa sebuah organisasi sebenarnya berkutat di seputar tiga kalimat itu.

Continue reading
Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged , , | 2 Comments

Mudahnya Memperpanjang SIM di Siola Surabaya

Salah satu ritual lima tahunan selain memperpanjang STNK kendaraan adalah proses perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM). Di Surabaya proses ini dapat dilakukan juga di Mall Pelayanan Publik Siola. Ternyata proses memperpanjang SIM, meskipun ada perubahan dari 5 tahun yang lalu, ternyata sangat mudah, sederhana, dan cepat. Namun agar tidak terkesan dipingpong, merepotkan, dan bolak balik maka ada baiknya urut-urutan serta persyaratan berikut ini disimak dan dipersiapkan.

Continue reading

Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged , , , | Leave a comment

Memaknai Kerelawanan

Sumber Foto : Salah satu subjek dalam foto tersebut

Ketika mendapat informasi dari linimasa media sosial dari seorang kawan, bahwa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) mengadakan pelatihan untuk relawan penanggulangan wabah Covid-19, tentu yang terlintas pertama dalam benak adalah sebuah kekaguman. Sebuah kampus teknologi yang tidak memiliki jurusan sosial ternyata membuktikan diri bahwa Kemanusiaan tak mengenal SARA, apalagi sekedar bidang keilmuan. Mungkin kemanusiaan baru akan terbentur ketika kita membicarakannya dengan para Romulan atau Klingon. Nah, berbicara kemanusiaan tentunya kita tidak akan jauh dari relawan, nyaris tidak ada sebuah cause kemanusiaan yang tidak melibatkan relawan. Secara umum sukarelawan yang biasa disebut relawan dapat diartikan sebagai orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela/rela. Ada sebuah pemaknaan lain dari relawan, yaitu gabungan dari kata rela dan dermawan, banyak cerita yang sudah membuktikan pemaknaan ini, salah satunya adalah kisah seorang kawan sealmamater berikut ini.

Continue reading

Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged , , , , | Leave a comment

Keluarga dan Pekerjaan, Pilih Mana?

Setiap manusia memiliki kebutuhan hidupnya masing-masing. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya umumnya orang akan mencari penghasilan dengan bekerja. Penghasilan inilah yang kemudian akan digunakan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Herannya, kenapa justru bagi sebagian orang antara keluarga dan pekerjaan ini dijadikan kambing hitam atau alasan untuk saling menegasikan. Keluarga yang menjadi alasan untuk menelantarkan pekerjaan, maupun pekerjaan yang menjadi alasan untuk menelantarkan keluarga. Bahkan tidak jarang pula beredar pesan berantai kata-kata bijak yang seolah-olah menganjurkan kita untuk menomorsatukan keluarga di atas pekerjaan. Tidak salah juga sih sebetulnya, hanya implementasinya saja yang sering bikin makan hati bin dongkol 😀 .

Continue reading

Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged , , , | Leave a comment

Selamat Tinggal Donal Bebek, Sang Komik Pendidik

Cover Album Donal Bebek No 2018, terbitan sebelum terakhir (2019)

Endings are hard. Any chapped-a** monkey with a keyboard can poop out a beginning, but endings are impossible. You try to tie up every loose end, but you never can.

-Chuck Shurley, Supernatural-

Tak kenal maka tak sayang, itu juga yang berlaku bagi Album Donal Bebek (ADB) ini. Bagi sebagian orang mungkin majalah ini hanya sebuah cerita anak-anak, bahkan mungkin dianggap sama seperti Spongebob atau Happy Tree Friend. Mendengar kabar berhenti terbitnya Album ini menyisakan rasa sedih bagi banyak penggemarnya, termasuk Saya. Donal Bebek bukan hanya sebuah komik cerita anak-anak, bukan hanya sebuah hiburan konyol untuk sekedar tertawa tanpa makna. Donal Bebek dan keluarganya sanggup bertahan tanpa main plot selama 44 tahun (dan sepertinya juga tidak akan diakhiri dengan konklusi), sebuah prestasi yang akan sulit (bukan berarti tidak bisa) disaingi. Prestasi ini sadar tidak sadar, diakui tidak diakui, telah menorehkan warna dan hikmah dalam sanubari para penggemarnya.

Lanjut

Posted in Celoteh, Cerita | Tagged , , , | Leave a comment

Dudulator : Alternatif Sentuhan Saat Pandemi

Hidup di tengah protokol kesehatan yang ketat memang merepotkan. Sama halnya dengan di dunia IT, Security Equal Obscurity, mau aman ya harus rela repot. Salah satu kerepotan itu adalah kewajiban membersihkan tangan setelah menyentuh benda-benda yang berada di tempat umum atau tidak bisa dipastikan kebersihannya. Membersihkan tangan bisa dengan dua cara, mencuci dengan air mengalir dan sabun atau membasuh tangan dengan hand sanitizer. Banyak tempat yang telah menerapkan protokol kesehatan mewajibkan karyawan maupun tamu untuk membersihkan tangan terlebih dahulu sebelum masuk. Apabila wastafel yang disediakan menggunakan keran yang tidak otomatis, makan proses cuci tangan akan dilakukan dua kali, menyabuni keran baru kemudian tangan. Solusi untuk masalah ini yang pertama tentunya menyediakan wastafel otomatis (dengan sensor atau dioperasikan dengan kaki), atau bisa juga menggunakan sebuah dudulator, alternatif solusi yang jauh lebih murah (tapi lebih sedikit repot tentunya).

Lanjutkan

Posted in Celoteh, sehari-hari | Tagged , , | Leave a comment

Fiber Optik: Sebuah Pengantar

Ilustrasi Kabel Fiber Optic

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berkembang dengan sangat pesat. Sejak ditemukannya ethernet hampir 50 tahun yang lalu, kini jaringan komputer sudah menjadi bagian utama dari pemanfaatan TIK. 2 Aliran besar untuk koneksi jaringan menggunakan kabel saat ini masih terpecah menjadi kubu ethernet over copper (Kabel Tembaga) dan Fiber Optik (FO), tentunya dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Keduanya sama-sama dapat menjangkau jarak yang jauh, instalasinya cukup mudah, dan menjawab kebutuhan untuk koneksi menggunakan kabel twisted pair yang hanya terbatas dalam hitungan ratusan meter. Dari segi kemudahan instalasi, kabel tembaga tentunya unggul karena relatif lebih mudah handling-nya dibanding kabel FO. Meskipun lebih sulit instalasinya, kabel FO unggul dalam kelebaran data berbanding dimensi fisiknya (bisa sampai 100 Gbps tergantung perangkat pendukung yang digunakan) sehingga tidak sedikit jasa koneksi internet maupun jaringan lokal yang menggunakan teknologi ini.

Lanjutkan

Posted in Komputer, TIK/IT | Tagged , , , , | 1 Comment