Membuat Lamaran Kerja yang Serius

Contoh jawaban yang tidak salah tapi tidak nyambung

Melamar kerja, bagi mereka yang punya privilege atau cukup ulet untuk membuat lapangan pekerjaannya sendiri proses ini mungkin tidak dibutuhkan. Namun proses yang akan ditempuh sebagian besar orang, khususnya yang tidak punya privilege. Lamaran ini adalah sebuah proses yang sangat penting, bukan hanya sebuah formalitas. Satu berkas fisik/elektronik ini adalah pintu untuk menentukan apakah anda akan diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan atau tidak. Mengingat pentingnya proses ini, maka penting sekali untuk membuat lamaran kerja ini secara serius, bukan hanya asal comot dari template atau contoh yang bertebaran di dunia maya. Dari sejumlah pengalaman, sharing dengan beberapa HRD atau pemilik perusahaan, dan tidak lupa sedikit baca-baca buku motivasi, beberapa hal berikut ini yang perlu diperhatikan saat menyusun sebuah lamaran kerja agar terlihat sebagai sesuatu yang serius dan (mungkin) dapat sedikit mendongkrak kesempatan untuk mengikuti proses-proses selanjutnya.

1. Tes Pertama Adalah Tes Buta Huruf

Yang pertama-tama harus dilakukan adalah membaca baik-baik lowongan dan semua persyaratannya. Kalau sudah jelas-jelas ditulis hanya untuk wanita dan anda seorang laki-laki/pria, jangan tetap nekat mengirim lamaran. Kalau sudah disebutkan bahwa lamaran dikirim paling lambat 5 Januari 2024, ya jangan mengirim melewati tanggal itu. Kalau kita mengirim lamaran yang tidak memenuhi ketentuan tapi masih diterima untuk mengikuti proses selanjutnya, ya itu anggap saja keberuntungan, bukan sesuatu untuk dijadikan best practice.

2. Tunjukkan Keseriusan

Penting sekali, meskipun bukan sebuah kepastian akan diterima, untuk menunjukkan bahwa kita serius dalam menyampaikan lamaran kerja ini. Keseriusan bisa dilihat dari hal-hal sepele yang sering dilupakan. Yang pertama adalah tandatangani surat lamaran yang dibuat, jangan anggap surat lamaran itu seperti selebaran yang tinggal di-copy paste kemudian dibagikan. Kecuali dipersyaratkan untuk diketik, surat lamaran tulisan tangan yang ditandatangani masih lebih baik daripada surat lamaran yang diketik rapi tapi tidak ditandatangani. Kalau mengirim lewat e-mail, jangan lupa gunakan nama yang sesuai, jangan gunakan nama julukan apalagi nama-nama lain yang tidak ada hubungannya (misal namanya Kunimitsu Mutou tapi e-mail dikirim menggunakan nama “Kuni babang kiyuuut”. Perhatikan juga hal sepele seperti tanggal surat dan tujuan Surat, jangan asal menyalin. Misalnya ada lowongan dibuka bulan Februari, jangan sampai tanggal di surat lamaran ditulis bulan Desember tahun lalu, apalagi sampai salah menyebut nama perusahaan/kantor yang dilamar.

3. Berikan Usaha Lebih

Kalau mengirim lamaran, berikan usaha lebih dalam menyusun baik surat lamaran maupun berkas-berkas pendukungnya. Pelajar dahulu perusahaan/kantor tempat tujuan itu bagaimana dan apa kira-kira yang dibutuhkan dari lowongan tersebut. Kalimat-kalimat seperti “Saya berkepribadian baik, jujur, semangat belajar tinggi, bisa bekerja sama dengan tim, bisa berkomunikasi dengan baik dan mampu bekerja dalam tekanan” atau sejenis itu sudah basi. Memang tidak apa-apa kalau mau disampaikan, tapi itu saja tidak akan cukup. Sampaikan bagaimana kira-kira kita bisa menjawab kebutuhan dari yang dibutuhkan oleh lowongan tersebut. Kalau kita memang tidak memiliki pengalaman secara langsung dengan kebutuhan yang diminta, tetap tidak ada salahnya mencoba untuk meyakinkan bahwa kemampuan yang kita miliki bisa mendukung pekerjaan tersebut. Dalam Curriculum Vitae (CV) juga sertakan informasi sejelas-jelasnya, jangan fokus pada kosmetik. Misalnya kalau ada lowongan Kurir, jangan hanya tulis pengalaman di CV “Sebagai Office Boy di PT XYZ selama 7 tahun”, tulis dengan jelas bagian dari pekerjaan Office Boy itu yang bisa menjawab kebutuhan dalam lowongan tersebut.

4. Empati

Berempatilah pada orang yang memeriksa lamaran kita. Coba tempatkan diri anda dalam sepatu orang yang memeriksa setumpuk lamaran dan mungkin ada deadline untuk dia bisa menyelesaikan pekerjaan itu. Buatlah lamaran kita sesederhana dan semudah mungkin dipahami agar tidak merepotkan yang memeriksa. Kalau mengirim melalui e-mail jangan mengirim berkas itu dalam file yang terpisah-pisah (kecuali diminta demikian) apalagi kemudian file-file tersebut diletakkan di link unduhan yang harus memasukkan password, itu akan sangat merepotkan. Kalau tidak diminta menggunakan Bahasa Inggris, gunakanlah Bahasa Indonesia yang sebaik dan sebenar mungkin. Kemudian jangan menambah-nambahi berkas untuk diperiksa yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Misalnya ketika ada lowongan fotografer, tidak perlu juga piagam juara lomba renang sewaktu SMA ikut kita kirimkan. Cukup kirimkan berkas-berkas pendukung yang memang menunjukkan kualifikasi kita dalam lowongan tersebut.

Apakah kalau mengikuti tips-tips ini dijamin berhasil? ya belum tentu juga. Tapi setidaknya meskipun sedikit, ini akan membuat kualitas lamaran kita sedikiiit lebih baik daripada lamaran-lamaran pada umumnya yang hanya dibuat alakadarnya. Apakah yang alakadarnya pasti ditolak? Ya belum tentu juga, banyak faktor lain terutama faktor non teknis yang bisa membuat lamaran yang biasa-biasa saja juga diterima seperti keberuntungan, privilege, dst.

This entry was posted in Celoteh, sehari-hari and tagged , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment