Ramadhan tahun ini sudah hampir berakhir. Berdasarkan kalender, kalau tidak besok (Kamis 8/8/2013) ya lusa (jumat 9/8/2013) kita akan merayakan hari raya idul fitri alias 1 syawal. Dan seperti biasa, kalau diibaratkan pertandingan sepakbola, meskipun saya sering bingung menentukan siapa lawannya, yang jelas lagi-lagi saya kalah. Dalam hal menahan lapar, Alhamdulillah seperti tahun-tahun sebelumnya, Allah SWT masih memberi kesempatan untuk tidak membatalkan puasa karena lapar ataupun haus. Tapi dalam hal-hal lain, sungguh saya ini hanya ibarat tim sepakbola SMA melawan Tim FIFA All Stars.
Nyaris tidak ada yang berubah selama puasa, saya tetap misuhan walaupun banyak berkurang, saya tetap rajin mengolok-olok teman saya, dan masih sering marah-marah walaupun juga sudah berkurang. Meskipun demikian saya tetap menjalani puasa saya dengan santai karena meski banyak orang memperolok untuk mokel (membatalkan puasa) saja karena percuma puasa kalau masih suka marah-marah dll, saya tetap berkeyakinan masih mending puasa tidak dapat apa-apa selain lapar dan dahaga daripada berdosa karena tidak puasa tanpa alasan ๐ . Saya selalu berpikir kalau masih ada kesempatan lain untuk berubah menjadi lebih baik. Akan ada masa dimana saya tobat dan berkumpul bersama orang-orang saleh. Tapi sungguh kata-kata Imam sholat tarawih semalam membuat saya terhenyak. “Mari kita berdoa semoga masih bisa bertemu Ramadhan tahun depan, sudah tercatat sejumlah jamaah masjid ini yang ternyata ramadhan kemarin adalah ramadhan terakhirnya”, pesan sang Imam.
Singkat kata tanpa perlu banjir air mata ala sinetron, saya hanya berharap semoga masih diberi kesempatan untuk rematch tahun depan. Amiiin ๐