Menepati Janji Saja Tidak Cukup

Sudah jamak bahwa salah satu etika utama dalam berbisnis, bahkan dalam hidup adalah menepati janji, bila tidak bisa menepati mohon maaflah. Pentingnya menepati janji ini sampai menjadikan janji sebagai salah satu dari dua hal utama yang harus bisa dipegang pada laki laki :D. Kebanyakan orang Indonesia memang toleran dan pemaaf, sayangnya hal ini sering disalahgunakan oleh si pemberi janji. Ketika berhubungan dengan orang asing, barulah kebiasaan buruk ini menuai hasil, seperti yang pernah saya alami.

Kejadiannya beberapa waktu yang lalu di sebuah hotel di kota atas bawah. Waktu itu saya lagi bersantai santai nongkrong di lobby. Tiba tiba ada laki laki bule yang ukurannya hampir dua kali lipat saya datang dan marah-marah memakai bahasa inggris yang tidak seperti di test toefl :D. Si resepsionis yang mungkin tidak mengerti bahasa inggris hanya bengong dan tidak berkomentar apa apa sampai ada petugas lain (mungkin manajernya) yang datang dan meladeni bule itu. Meskipun sudah diladeni, tetap saja si bule marah marah sambil mengeluarkan kata kata yang superr sekali :p dan akhirnya ngeloyor pergi.

Singkat cerita, si bule marah marah karena dia kelaparan. Dia bilang dia sudah bertanya kapan batas terakhir sarapan dan dijawab jam 10.30. Dia datang pukul 10.20, restoran memang masih buka, tapi sebagian makanannya sudah dibereskan. Dia marah marah dan menuduh pihak hotel “you cheated” (kamu curang).

Pihak hotel memang menepati janji, restoran memang masih buka. Hal ini juga sering kita jumpai di berbagai tempat usaha lain seperti supermarket, konter hape, restoran dan toko toko lain. Supermarket dekat rumah misalnya, mereka bilang tutupnya jam 21.30. Suatu saat ketika saya baru saja selesai dipaksa melupakan keluarga dan pulang jam sembilan malam lebih sedikit dari kantor, saya mampir untuk beli buah buat anak saya. Tapi betapa hancur hatiku, supermarketnya memang masih buka, tapi buah buahannya sudah dibereskan. Saya mungkin tidak akan sedongkol itu kalau misalnya waktu itu supermarketnya memang sudah tutup.

Jadi seperti judul tulisan ini, saya hanya hendak berbagi pemikiran, bahwa

sekedar menepati janji saja tidak cukup, tapi tepatilah janji itu dengan baik.

Dan buat para pemilik usaha, saya ada sedikit saran, kalau misalnya anda berencana tutup jam 22.00, maka umumkanlah kalau anda tutup jam 21.30. Bila jam 21.30 lebih anda sudah beres beres persiapan tutup dan ada pembeli datang, anda justru akan dianggap memberi pelayanan ekstra, bukan ingkar janji. Hehe semoga bermanfaat 😀

This entry was posted in sehari-hari and tagged , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s