saya punya dua teman. Pada hari yang berbeda saya “mendampingi” mereka membeli ponsel. Meskipun pada akhirnya mereka membeli ponsel yang sama, ternyata waktu yang mereka habiskan untuk memilih-milih sangat berbeda. Saya tidak akan mengatakan metode memilih mana yang lebih benar, ini hanya ilustrasi bahwa setiap orang punya checklist masing-masing dalam memilih sesuatu, hal yang memang seyogyanya dibuat setiap akan menentukan suatu pilihan. Beberapa contoh pilihan yang semestinya memiliki checklist panjang sebelum akhirnya dipilih antara lain Jodoh, rumah, menantu, dan sekolah. Sekolah? ya sekolah, baik ketika memilih sendiri maupun memilihkan untuk anak/keponakan/saudara, sudah semestinya proses memilihnya tidak dilakukan sembarangan seperti memilih tisu toilet. Bagi yang belum tahu apa saja yang mungkin harus dipertimbangkan dalam memilih sekolah, mungkin tips berikut bisa dipertimbangkan.
1. Tujuan Anda
Yang pertama kali harus anda tentukan adalah tujuan anda bersekolah atau memasukkan anak ke sekolah. Apakah anda hanya ingin menambah ilmu? menambah teman? sekedar lulus untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya? atau semuanya?. Tujuan anda akan sangat erat kaitannya dengan poin poin selanjutnya. Sebagai contoh, kalau anda hanya ingin punya ijazah untuk bisa ikut SNMPTN ke perguruan tinggi, anda tidak perlu bersekolah di sekolah formal (SMA/SMK), anda hanya perlu sekolah di sekolah yang TIDAK BERIZIN, LBB, kursus, bahkan belajar sendiri di rumah kemudian mengikuti ujian kejar paket. Tapi kalau anda punya tujuan lain seperti menambah teman, ingin aktif di OSIS, membanggakan orang tua karena lulus dari sekolah favorit, atau tujuan lainnya, mungkin anda perlu masuk ke sekolah formal yang MEMILIKI IZIN.
2. Status Sekolah
Status sekolah perlu dipertimbangkan, terutama bila anda memang ingin melanjutkan ke sekolah formal yang lebih tinggi. Status yang dimaksud adalah masalah perizinannya di kementerian pendidikan ataupun dinas pendidikan setempat. Jangan sampai siswa yang sudah terlanjur bersekolah ternyata tidak bisa mengikuti ujian nasional sebagai syarat kelulusan karena sekolahnya ternyata tidak mempunyai izin atau sudah dicabut izinnya seperti yang sempat terjadi. Meskipun nantinya bisa mengikuti ujian kejar paket, tapi tentunya akan disayangkan apabila niat bersekolahnya yang sedari awal memang mengejar ijazah formal tidak kesampaian hanya karena status sekolah, kecuali sedari awal memang niatnya hanya main-main atau menambah ilmu. Informasi mengenai status sekolah ini seharusnya bisa anda dapatkan di dinas pendidikan Kabupaten/Kota anda, jangan percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan selebaran/brosur/maupun promosi dari sekolah yang bersangkutan. Dan oh iya, saya tidak mau memperdebatkan apakah sekolah harus memiliki IZIN, kalau peraturan mengharuskan demikian so be it, tapi saya tetap berkeyakinan bahwa sekolah tidak harus memiliki izin. Memiliki izin ataupun tidak adalah pilihan masing masing sekolah, dan pilihan tersebut memiliki resikonya sendiri sendiri (salah satunya yaa tidak bisa ikut Ujian Nasional itu), dan kewajiban kita sebagai orang tua atau calon siswa untuk mencari tahunya.
3. Akreditasi
Untuk sekolah non perguruan tinggi akreditasi ini biasanya antara “terdaftar”, “diakui”, dan “disamakan”. Adapun untuk perguruan tinggi biasanya berupa huruf seperti “A”, “B”, “C”, maupun “tidak terakreditasi”. Kenapa penting? karena akreditasi bisa menggambarkan sekurang-kurangnya kualitas sekolah tersebut secara administratif. Walaupun akreditasi bagus tidak menjamin dapat membuat anda menjadi pintar, setidaknya itu sebuah awal yang cukup baik.
4. Kualitas Pengajaran
Ini mungkin proses yang membutuhkan waktu paling lama. Untuk bisa mengetahui kualitas pengajaran di suatu sekolah, anda tidak bisa percaya begitu saja dengan apa yang dipromosikan oleh sekolah. Galilah sebanyak mungkin informasi dari murid yang bersekolah di situ, orang tua murid, alumni, mantan guru, guru di sana, dan orang-orang lain yang berkepentingan. Dari informasi yang anda dapat, anda dapat menyimpulkan apakah informasi yang didapat dari pihak pihak lain sejalan dengan informasi dari pihak sekolah atau tidak, dan apakah anda perlu menindaklanjutinya lebih jauh atau tidak. Setelah semua infromasi diolah, anda akan bisa memutuskan apakah sekolah itu dapat membantu menambah ilmu (anak) anda atau tidak, karena kecocokan murid dengan sekolah itu tidak bisa dipukul rata.
5. Keunggulan Sekolah
Yang mungkin perlu diperhatikan erat dengan tujuan anda menyekolahkan anak anda baik sampingan maupun utama adalah keunggulan sekolah. Kalau anda ingin menjadi ilmuwan fisika, ya pilihlah sekolah yang memang terkenal sering juara lomba fisika, jangan masuk ke sekolah yang terkenal juara olahraga. Hal ini perlu dipikir secara mendalam agar tidak timbul penyesalan di kemudian hari. Ingat, tidak ada mata pelajaran yang lebih unggul dari yang lain, anda hanya tinggal pilih yang cocok dengan (anak) anda.
6. Biaya
Tidak bisa dipungkiri, biaya masih menjadi pertimbangan utama dalam memilih sekolah. Yang dimaksud biaya ini bukanlah sekedar biaya pendaftaran ataupun SPP yang sudah digratiskan, tetapi biaya biaya lain di dalamnya yang akan timbul seperti iuran kesepakatan orang tua untuk disumbangkan ke sekolah, biaya les yang difasilitasi oleh guru guru sekolah, biaya buku buku pelajaran yang mungkin tidak ada di perpustakaan, dan lain lain. Infromasi ini juga bisa didapatkan selain dari pihak sekolah, juga dari orang tua murid yang sudah terlebih dahulu bersekolah disana (meskipun setiap tahun biasanya angka begini ini berubah-ubah).
7. Lokasi Sekolah
Lokasi juga perlu dipikirkan, termasuk sarana transportasi untuk menuju ke sana, apakah bisa dari rumah? atau perlu kontrak/kost?. Kenapa ini menjadi penting, karena ini tentunya akan berhubungan dengan pengeluaran rutin selama (anak) anda bersekolah. Anda tentunya tidak perlu menempuh perjalanan jauh sampai 20 kilometer setiap hari hanya untuk bersekolah sementara ada sekolah lain yang lebih dekat namun kualitasnya sama kan? Tapi apabila sekolah yang anda tuju memang sekolah yang bagus (diakibatkan memang belum ratanya kualitas sekolah) dan anda memang mempunyai kemampuan finansial untuk itu, ya silahkan saja.
8. Lingkungan
Lingkungan ini termasuk lingkungan di sekitar sekolah maupun di dalam sekolah. Perlu dicari informasi apakah lingkungan baik di dalam maupun sekitar sekolah memiliki potensi resiko yang tinggi terhadap keselamatan (anak) kita secara fisik maupun mental. Apakah lingkungan di sekitar maupun dalam sekolah dapat memberikan pengaruh yang buruk terhadap anak-anak kita. Apakah murid/mahasiswa yang sudah terlebih dahulu ada di sana bisa diharapkan bimbingannya atau justru akan melakukan bullying?. Tentunya memang akan sangat amat sulit sekali untuk menemukan sekolah yang bersih sama sekali dari pengaruh buruk, tapi kita tetap harus berusaha mencari yang terbaik.
9. Kemauan Anak
Apabila anda ingin menyekolahkan anak, jangan lupakan faktor terpenting ini. Sebagus apapun sekolah yang anda temukan, kalau anak anda tidak ingin masuk ke sana, dia hanya akan merasa terpaksa dan tertekan selama bersekolah. Apabila anda memang melihat hal hal baik yang ada di sekolah itu, coba pahamkan anak anda dan lihat apakah dia memang ingin bersekolah disana. Menjejalkan ilmu dengan paksaan tidak ada bedanya dengan menjejalkan makanan, mungkin itu memang kebutuhannya, tapi dia jelas tidak menikmatinya.
mungkin sementara baru sembilan hal ini yang terlintas di kepala, kalau memang ada yang perlu diperhatikan lagi silahkan ditambahkan :D. Yang jelas harus diingat adalah, tidak ada sekolah yang sempurna, dan juga tidak ada murid yang sempurna. Jangan kecewa apabila kita sudah masuk ke sekolah terbaik tapi tidak mendapat hasil yang terbaik, mungkin memang kita tidak berjodoh dengan sekolah itu 😀
Pingback: Kalau Sekolah Cuma Main-main Keluar Saja? | emaerdei