Jumat kemarin ada teman kantor titip beli Smartfren andromax V (MaxV). Berhubung ada yang jual, langsung aja saya pesankan, lumayan bisa incip incip buat review :D. Tidak sampai dua hari barang sudah datang, langsung bongkar dan coba, perkiraan awal bahwa ini cuma Andromax U dengan layar lebih besar ternyata salah besar.
Desain
“Wah mirip samsung galaxy SIII”, kata teman yang ikut melihat. Saya sendiri malah berpikir MaxV ini seperti HTC one X yang tebal (kalau dari depan). Selain desain melengkungnya, peletakan capacitive button dengan tombol “back” di sebelah kiri (kebalikan dari MaxU) membuatnya semakin mirip dengan HTC one X. Tombol power berwarna krom terletak di sudut kanan atas berdampingan dengan slot untuk handsfree. Di sisi kiri atas terdapat tombol volume up dan down, sedangkan port micro USB terletak di sudut kiri bawah. Entah kenapa, sisi kanan dibiarkan kosong, seandainya diberi tombol kamera tentunya akan lebih ciamik soro :D.
Bagian belakang tidak kalah minimalisnya, kamera 8mp dan lampu flash serta logo smartfren bercokol disana. Selebihnya kita bisa menikmati indahnya warna putih MaxV ini (ini bukan berlebihan, putihnya memang indah, lebih mirip putih mutiara daripada kertas). Oh iya, kelupaan, ada dua speaker di MaxV ini, satu di bagian atas sisi depan dan satu di bagian bawah sisi belakang. penampakan lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah.
Layar
Layar IPS dengan resolusi HD ini memang bukan cuma janji manis brosur. Bisa dilihat sendiri di pada gambar diatas. Dengan brightness minimal, layar tetap bisa dibaca di luar rungan asalkan tidak langsung berhadapan dengan matahari. Warna yang disajikan lebih sejuk, lebih mirip layar SLCD daripada layar AMOLED.
Software dan UI
Beda dengan MaxU, MaxV lebih tidak “vanilla android”. MaxV menggunakan launcher Mifavor khas ZTE. Tidak terlalu banyak perbedaan yang mencolok, yang menonjol hanyalah tambahan widget, kustomisasi efek yang lebih kaya dan adanya MiPop yaitu semacam soft button di layar yang bisa diatur posisinya sebagai pengganti capacitive button.
Soal lag? Tidak perlu ditanya, dengan processor quadcore (MTK), gpu PowerVR, memory 1Gb dan sistem android jelly bean 4.2.1, penggunaan sehari hari lancar abisss :D. MaxV dapat menggunakan external sdcard, meskipun demikian, juga terdapat virtual internal sdcard sebesar 1.2 Gb. Sdcard internal inilah yang cukup memberikan nilai minus.
Aplikasi bawaan seperti kamera secara default akan menyimpan hasil foto maupun data di sdcard internal yang besarnya tidak seberapa tersebut. Aplikasi pihak ketiga yang tidak menyertakan opsi memilih lokasi penyimpanan juga menghadapi “masalah” yang sama. Memang bisa diakali sih, tapi cukup disayangkan saja hehehe :D.
Kamera
Kamera di MaxV juga tidak menggunakan kamera AOSP. Kamera ini tidak dilengkapi fitur photosphere, gosipnya sih karena kekurangan hardware sensor :P. Selain itu juga ada satu hal lain yang cukup mengganggu, yaitu ter-reset-nya setting pada kamera setiap kali kita menutup aplikasi kamera (misalnya kita set ISO 400, sepuluh menit kemudian saat kita buka kamera setting ISO akan kembali jadi Auto). Selebihnya bisa dibilang kamera MaxV ini cukup memuaskan dengan resolusi 8mp, tentunya jangan dibandingkan dengan kamera Sony atau Lumia 😀
Lain lain
Fitur/aplikasi tambahan yang disematkan juga cukup banyak. Selain bawaan khas Smartfren seperti Viki, VMS dan Smart Store juga ada aplikasi untuk wireless display. Enaknya lagi di MaxV ini kita tidak perlu repot memotong kartu karena yang digunakan adalah mini SIM. Lampu LED notifikasi juga cukup membantu meskipun sederhana. Sayangnya MaxV secara default saat dicoba masih belum menunjukkan tanda tanda dukungan terhadap USB OTG.
Baterai
Baterai pada MaxV ini bisa dibilang sangat memuaskan. Daya 2300mah benar benar layak dipercaya. Dengan kondisi data on dan sync dua akun email dan chatting (screen on >2 jam) MaxV masih bertahan lebih dari satu hari (lebih dikit doang).
Kesimpulan
Dengan harga selisih 600.000 dari MaxU LE, anda perlu mempertimbangkan apakah anda memang memerlukan layar dengan ukuran 5″? Bila iya, maka tidak ada salahnya mencoba meminang MaxV. Bila tidak, mungkin anda bisa mencoba melirik MaxU LE (saya belum pegang karena orang sekitar saya belum ada yang beli 😀 ). Soal performa saya kira tidak perlu dikhawatirkan, apalagi mengingat harganya yang masih standar bahkan dibawah pasaran sekelasnya. Kurang lebihnya bisa disimpulkan sbb:
Kelebihan
- layar lega, terang dan warna sejuk
- Baterai awet
- Memory Lega, mendukung sdcard
- UI smooth dan mudah dikustomisasi
- bisa diroot 😀
Kekurangan
- internal sdcard kecil
- default storage aplikasi di internal sdcard
- settingan kamera kembali ke default setiap kali ditutup
- Data masih rev A, gsm edge, hehe sebanding dengan harganya
Desainnya cantik